Motif yang terdapat pada kerawang milik Kabupaten Gayo Lues menjadi salah satu motif paling digemari saat ini. Perkembangannya dari tahun ke tahunpun semakin meningkat. Pakaian kebanggaan masyarakat daerah berjuluk Negeri Seribu Bukit ini sukses mendapat perhatian. Mulai dari masyarakat Provinsi Aceh, Indonesia, bahkan negara luar.
Daya tarik, warna dan motif serta identitas tari Saman yang
mendunia menjadi faktor pendukung kenapa motif kerawang Gayo Lues begitu
digemari khususnya para wanita.
Seperti
baru-baru ini, istri Presiden Indonesia ke-6 Ani Yudhoyono memposting foto sang
cucu mengenakan kemeja bermotif kerawang Gayo Lues di media sosial miliknya
yang spontan menuai pujian dari ribuan masyarakat umum.
Tidak tanggung-tanggung, sebangak 3.000 helai pakaian bermotif kerawang Gayo Lues disiapkan. Namun, masalah baru kembali muncul. Sangat disayangkan, sosialisasi atau publikasi filosofi, identitas, sejarah dan makna dari kerawang Gayo Lues itu sendiri belum sesempurna seperti kesuksesan tentang daya tariknya saat ini. Walaupun kerawang Gayo Lues saat ini mulai mengikuti jejak kesuksesan Tari Saman yang cukup mencuri perhatian dunia, namun tak bisa dipungkiri, masyarakat malah kerap bingung dan bahkan tidak tahu mengenai asal, makna atau filosofi dari kerawang Gayo Lues itu sendiri.
Parahnya lagi, jangankan masyarakat luar, para pelajar dan muda-mudi Gayo Lues sendiri mulai awam dengan identitas dari kerawang ini. Tentunya ini menjadi ‘PR’ penting bagi masyarakat dan Pemerintah Gayo Lues.
Salah satu faktor masalahnya adalah, karena masih
sangat kurangnya sosialisasi dari kerawang Gayo Lues itu sendiri, baik dalam
bentuk tulisan, video, gambar dan lain-lain. Penulis berharap, buku pintar
mengenai kebudayaan Gayo Lues seperti tari Saman, Bines, Didong, Melengkan,
serta motif kerawang Gayo Lues ini bisa disusun dan di edarkan di seluruh
sekolah di luar daerah dan dimana saja berada para remaja asal gayo lues untuk melestarikan dan mengenal kan kepada dunia sejarah gayo baik dalam bidang kesenian mau pun tempat wisata nbahkan adat istiatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar